Transit-Oriented Development

TOD tidak seharusnya diartikan sebagai penataan kawasan, karena penyediaan angkutan umum massal sebagai strategi utama TOD, tidak akan mungkin berhasil, bila ...

Mengenal Marka Jalan

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 34 Tahun 2014 Tentang Marka Jalan menyebutkan bahwa ...

Yellow Box Junction

Dengan marka kotak kuning ini diharapkan arus kendaraan di persimpangan atau area konflik lainnya tidak terkunci.

Tabungan, Investasi dan Asuransi

Agar tidak salah dalam memilih mari kenali konsep dasar dari masing-masing produk perbankan tersebut.

Tarekat AL - IDRISIYYAH

Al-Idrisiyyah adalah sebuah pergerakan dan bimbingan Islam yang bermanhaj Tarekat dengan Al-Quran dan As-Sunah sebagai sumber ajarannya

16 November 2021

Analisa Investasi Saham Melalui PBV, PER dan DER

Saham adalah suatu instrumen investasi keuangan yang dapat memberikan keuntungan yang besar. Namun hati-hati, jika tidak cermat, membeli saham juga dapat mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, bahkan resiko terburuknya modal investasi anda juga bisa habis tak tersisa.

Anda yang mengamati pergerakan harga saham tentunya bisa melihat, bahwa harga saham selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga tersebutlah yang membuka kesempatan bagi seseorang untuk meraih keutungan, namun di sisi lain juga memberikan resiko kerugian bagi investor atau trader yang membeli suatu saham.


Bagaimana caranya agar investasi saham menghasilkan cuan (keuntungan)?

Harus dipahami bahwa investasi saham pada prinsipnya adalah membeli (sebagian) kepemilikan perusahaan yang diwakili oleh jumlah saham. Oleh karena itu cara untuk mencari tahu apakah suatu saham layak investasi saham adalah mengevaluasi harganya apakah berada pada nilai perusahaan yang layak untuk dimiliki.

Bagaimana caranya? Ilustrasi sederhana berikut ini mudah-mudahan bisa menumbuhkan pemahaman anda dalam menilai harga suatu perusahaan.

Bayangkan jika anda memiliki barang, misalnya saja sebuah mobil dan anda hendak menjualnya. Maka untuk menentukan harga jualnya mungkin cukup sederhana, anda bisa mencari referesi harga mobil bekas yang setara atau sebanding di pasaran dan kemudian menilai sendiri kondisi kendaraan anda setelah itu anda tentunya bisa menentukan harga jual wajar dari mobil anda.

Pertimbangan menentukan harga jual akan berbeda, jika anda melakukan jual-beli mobil sebagai bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Harga mobil bekas dipasaran tentunya akan tetap menjadi referensi, namun akan ada faktor tambahan yang diperhatikan, antara lain harga atau modal awal ketika anda mendapatkan mobil bekas tersebut, kemudian jika telah dilakukan perbaikan maka biayanya akan diperhitungkan dan tidak lupa tingkat keuntungan yang diinginkan. Dari beberapa komponen tersebut barulah anda menentukan harga jualnya. Meskipun demikian, tingkat harga tersebut juga akan menjadi penentu apakah mobil bekas anda akan bisa dengan mudah dijual karena harganya wajar, atau tak kunjung laku akibat harganya kemahalan? 

Bagaimana pula jika anda memiliki Usaha atau Perusahaan yaitu sebuah Showroom mobil, pada daerah yang strategis, karyawan yang cakap dan trampil dalam bekerja, dengan tingkat penjualan dengan keuntungan yang cukup baik, namun pada suatu saat anda membutuhkan dana yang mana cara untuk mendapatkan dana tersebut anda harus menjual showroom mobil yang anda miliki tersebut. Bagaimana caranya menentukan harga yang pantas kepada calon pembeli yang berminat pada showroom mobil tersebut?

Untuk bisa menjawabnya cobalah berpikir secara terbalik dengan mengasumsikan posisi anda sebagai pembelinya. Yaitu pembeli yang akan meneruskan menjalankan "bisnis" Showroom mobil. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menjalankan suatu "bisnis" secara umum adalah "Berapa besar modal yang harus dikeluarkan?" dan "Berapa besar keuntungan yang dapat dihasilkan dari usaha bisnis tersebut?", serta "Apakah badan usaha tersebut memiliki hutang yang membebani keuangannya?".  Nilai asetnya mungkin tidak lagi menjadi acuan harga yang dominan, karena selama dijual pada harga dengan potensi mencetak keuntungan bisnisnya yang masih layak, tentunya harga itu bisa menjadi harga menarik bagi orang lain untuk membeli dan meneruskan bisnisnya.

Situasi inilah yang bisa dianalogikan sepertihalnya mencari harga yang layak dalam investasi sahan dimana dalam analisa saham dengan pendekatan fundametal dikenal beberapa indikator antara lain Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER).


>>> Mengukur rasio harga saham dibandingkan kekayaan bersih perusahaan (PBV)

Price to Book Value (PBV) dihitung untuk mendapatkan gambaran seberapa besar dana yang dikeluarkan untuk membeli perusahaan yang dihitung berdasarkan nilai kekayaan bersih (ekuitas) atau disebut juga nilai bukunya. Misalkan, setelah dihitung diperoleh PBV sebesar 2x, artinya harga saham sudah tumbuh sebesar dua kali lipat dibandingkan kekayaan bersih suatu perusahaan. Berikut ini adalah cara menghitungnya,

PBV = Harga Saham : Nilai Buku per Lembar Saham (BVPS)

dimana

BVPS = Kekayaan Bersih (Ekuitas) : Jumlah Lembar Saham Beredar

Jika PBV < 1 artinya harga saham dipasaran saat ini lebih rendah dari nilai kekayaan bersih perusahaan. Namun jika PBV > 1 artinya harga saham dipasaran saat ini lebih tinggi dari nilai kekayaan bersih perusahaan.

PBV yang semakin tinggi bisa dianalogikan bahwa saham tersebut semakin mahal, sebaliknya semakin rendah bisa dianalogikan bahwa harga saham semakin murah.


>>> Mengukur kemampuan Perusahaan meraih keuntungan dengan PER

Selain nilai PBV, seorang investor juga perlu mempertimbangkan berapa besar keuntungan yang dapat dihasilkan dari bisnis tersebut. Sebagai indikatornya investor dapat menghitung Price to Earning Ratio (PER) yaitu rasio laba bersih per lembar saham dibandingkan harga sahamnya. Dimana untuk mendapatkan PER, kita perlu terlebih dahulu menghitung rasio laba bersih per lembar saham atau Earning Per Share (EPS) dengan cara sebagai berikut,

EPS = Laba Bersih : Jumlah Total Lembar Saham yang Beredar

Misalkan didapatkan EPS bernilai Rp100, artinya setiap lembar saham menghasilkan laba sebesar Rp 100 bagi perusahaan.

Perusahaan yang memiliki EPS meningkat dari waktu ke waktu (trend positif) menunjukkan penjualan dan labanya naik sehingga perusahaan berpotensi bertumbuh dengan baik. Sebaliknya, EPS yang turun menunjukkan penurunan penjualan dan laba.

Apabila EPS sudah diketahui, maka PER dapat dihitung dengan cara sebagai berikut

PER = Harga Saham : Laba per Lembar Saham (EPS)

PER dihitung untuk mendapatkan gambaran berapa lamanya waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan dana senilai harga sahamnya (balik modal). Misalnya, setelah dihitung saham suatu perusahaan seharga Rp 100 diperoleh EPS sebesar Rp 20 per tahun, artinya saham tersebut memiliki PER sebesar: Rp 100 : Rp 20 per tahun = 5x (tahun).

Artinya jika laba perusahaan tetap Rp20 per tahun, dibutuhkan waktu 5 tahun untuk menghasilkan pendapatan hingga dapat menghimpun dana senilai harga sahamnya. Semakin besar PER artinya perusahaan tersebut memiliki penghangasilan yang semakin kecil dibandingkan harga sahamnya.


>>> Mengukur beban Perusahaan dengan DER?

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio jumlah hutang dan kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan kekayaan bersihnya.

DER = Total Kewajiban (Hutang) : Kekayaan Bersih

DER merupakan salah satu indikator kesehatan keuangan perusahaan, yang dihitung untuk mendapatkan gambaran potensi kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban hutang-hutangnya. Misalnya, setelah dihitung didapatkan DER < 1, maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang lebih sedikit dibandingkan kekayaan bersihnya, sedangkan bila DER > 1, maka perusahaan memiliki hutang lebih besar dari kekayaan bersihnya.

Sebaiknya hindari perusahaan dengan DER yang besar, misalnya dengan rasio > 1, karena jika suatu perusahaan memiliki hutang yang besar, maka hal tesebut sedang menghadapi berisiko kestabilan keuangan dan kelangsungan perusahaan.


>>> Berapa nilai PBV, PER serta DER suatu saham yang dinilai layak investasi?

Tidak ada rumus baku dalam menentukan harga suatu saham berada pada tingkat harga yang murah atau mahal. Namun sebagai gambaran awal mungkin bisa mempertimbangkan pendekatan bahwa saham yang mungkin layak untuk investasi adalah dari perusahaan yang harga sahamnya maksimal setara atau lebih murah dari nilai kekayaan bersihnya (PBV < 1) dimana pendapatannya diharapkan bisa menutupi modal awal pembelian saham dalam waktu maksimal 15 tahun (PER < 15) dengan beban hutang yang tidak melampaui kekayaan bersihnya (DER < 1).

Perlu juga dipahami bahwa suatu perusahaan bukanlah benda mati, setiap perusahaan memiliki keunggulan dan kelemahan dimana dalam perjalannya akan menemui tantangan dan peluang dalam menjalankan bisnisnya. Hal-hal tersebut akan berdampak pada kinerja perusahaan dari waktu ke waktu, yang pada akhirnya mempengaruhi pandangan investor dan trader dalam menilai harga sahamnya.

Dan setiap investor bisa aja memiliki tingkat keberanian yang berbeda beda dalam menghadapi resiko fluktuasi harga saham sepanjang perjalanan investasinya. Seberapa dalam investor mengetahui informasi, seberapa besar ia melihat peluang dan tingkat keberaniannyalah yang menjadi penentu dalam mengambil keputusan investasinya.


Disclaimer!
Artikel ini bukan acuan, rekomendasi atau ajakan Investasi. Keputusan dan resiko investasi menjadi tangungjawab masing-masing investor. Referensi Disclaimer On!

18 June 2021

Apakah Bitcoin Layak Untuk Investasi?

Logo Bitcoin
Bitcoin (BTC) semakin hari semakin populer. Banyak orang yang mulai membicarakan bitcoin yang diklaim sebagai uang digital dan digadang-gadang akan akan menjadi masa depan mata uang dunia.

Seiring meningkatnya popularitas bitcoin, harga atau nilai tukar bitcoin itu kini meningkat jika dibandingkan dengan harga atau nilai tukar diawal kemunculannya. Hal tersebut memunculkan keinginan orang orang untuk memiliki bitcoin mengharapkan keuntungan dari perubahan harga bitcoin yang terus terjadi hingga saat ini.

Dari fenomena tersebut, bagi anda yang memperhatikan, kenyataan saat ini fungsi bitcoin itu sudah berubah dari tujuan awalnya sebagai mata uang atau alat tukar menjadi aset atau instrumen investasi atau trading jangka pendek.

Sehingga wajar saja kemudian muncul pertanyaannya "Apakah Bitcoin Layak Untuk Investasi?"

Namun jika berfikir sebaliknya, yaitu kembali ketujuan awalnya, maka hal yang wajar juga jika dipertanyakan "Apakah Bitcoin Benar Benar Akan Menjadi Mata Uang Masa Depan?"

Apa itu Bitcoin?

Untuk memahami lebih lanjut kita harus memahami dahulu apa itu Bitcoin? Bitcoin adalah salah satu bentuk mata uang cripto (cryptocurrency) diantara yang sudah beredar antara lain Litecoin, Dogecoin, Ehtereum, dan lain-lain. Bitcoin dibuat pada tahun 2009 oleh seorang misterius yang dikenal dengan nama Satoshi Nakamoto. Mengapa disebut misterius, iya karena sampai dengan saat ini tidak pernah muncul, dan tidak ada sumber manapun yang mengetahui siapa sebenarnya ia dan dimana keberadaannya.

Lalu apa yang dimaksud dengan cryptocurrency? Kata “cryptocurrency” berasal dari gabungan dua kata, yaitu “cryptography” yang mempunyai arti kode rahasia, dan “currency” yang berarti mata uang. Secara sederhana cryptocurrency dapat dipahami sebagai mata uang digital, dimana setiap transaksi mata uang tersebut akan tercatat otomatis secara peer to peer dalam sistem yang dapat dilihat oleh siapa saja namun dalam bentuk kode yang terenkripsi. Dengan demikian cryptocurrency tidak memiliki pusat (sentral) pengelola, melainkan tersebar (terdesentralisasi) di dalam jaringan antara para pengguna bitcoin. Teknologi atau sistem yang disebut dengan nama blockchain ini dipercaya akurat dan aman, tidak dapat direntas.

Ada pendapat bahwa ide pembuatan sistem cryptocurrency ini dilatarbelakangi atas sikap ketidakpercayaan atau ketidakpuasan atas model pengelolaan mata uang pada umumnya yang berlaku saat ini, yaitu yang dilaksanakan atau dikontrol oleh Bank Sentral dari masing-masing negara yang dianggap rentan manipulasi, bahkan mungkin manipulasi itu dianggap telah terjadi.

Bagi yang mempercayainya, Cryptocurrency ini dianggap sistem keuangan terbaik untuk melepaskan mata uang dari manipulasi maupun pengaruh-pengaruh pihak mana pun, karena akan berjalan akan terekam otomatis tanpa bisa diinterupsi oleh manusia.

Bitcoin Sebagai Instrumen Investasi?

Nilai bitcoin terbentuk melalui mekanisme pasar sederhana, yaitu dengan pola permintaan dan penawaran. Dengan pola ini harga bitcoin bisa berubah terus menerus dari waktu ke waktu, mengikuti teori umum ekonomi permintaan maupun penawaran.

Hingga saat ini harga tertinggi bitcoin pernah mencapai hingga $ 64.800 atau sekitar Rp 939.000.000 padahal lima tahun yang lalu harganya hanya sekitas $ 600, bahkan pada sekitar tahun 2010 ada cerita seorang programer membayar 10.000 bitcoin hanya untuk membeli dua buah pizza, apabila harga bitcoin Rp 500.000.000 saja maka harga pizza tersebut setara dengan 5 triliun rupiah.

Perubahan harga yang terjadi ini dimana harga bitcoin meningkat dibandingkan dengan harga sebelumnya yang kemudian dilihat sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan. Sehingga banyak yang beranggapan bahwa bitcoin dapat dijadikan instrumen atau aset untuk investasi.

Namun apakah bisa dipastikan harga bitcoin akan terus meningkat? Menurut saya tidak ada yang tau!

Hati-Hati dengan Bitcoin (dan cryptocurrency Lainnya).

Dari cerita sebelumnya, maka realita yang harus dipahami adalah harga bitcoin bergerak secara volatil atau tidak menentu, yang kebetulan pernah mencapai harga tertinggi di kisaran $ 64.800, namun apakah akan kembali menembus angka tertinggi tersebut sehingga pemilik bitcoin bisa mengambil keuntungan? Mungkin iya, mungkin juga tudak. Namun hal yang lebih penting untuk dipertimbangkan jika anda berniat membeli bitcoin saat ini, tidak ada yang tahu juga seberapa rendah harga bitcoin bisa berubah. Apakah anda siap dengan volatilitas harga bitcoin tersebut. 

Perlu disadari bahwa bitcoin hanya catatan satuan digital atau virtual, pembentukan nilainya hanya berdasarkan kepercayaan dari para pemiliknya. Tingkat kepercayaan dapat berubah dipengaruhi informasi-informasi yang diterima dan tingkat emosi masing-masing pemilik bitcoin, hal ini akan membuat harga bitcoin menjadi labil. Pada masa tulisan ini dibuat, ada informasi bahwa bitcoin mulai diterima oleh beberapa perusahaan dunia. Yang paling mempengaruhi adalah ketika Elon Musk, CEO Tesla mengumumkan menerima bitcoin untuk pembelian mobil listrik produksi Tesla, harga bitcoin saat itu meningkat drastis. Namun ketika ia mengatakan "Bitcoin memperlambat usaha untuk mencapai transisi dari penggunaan bahan bakar fosil," karena ada aktivitas dari "penambang" bitcoin yang mengkonsumsi banyak energi, harga bitcoin serta-merta ikut turun, padahal Tesla sendiri masih menyimpan bitcoin sebagai aset perusahaan. Apakah anda bersedia mempertaruhkan nilai aset anda berubah dipengaruhi perkataan seorang CEO perusahaan?

Saat ini juga bermunculuan cryptocurrency lainnya, sebagai instrumen yang bebas tanpa ada regulasi atau lembaga yang mengelola maka tidak ada kepastian bitcoin akan terus berjaya, bisa saja cryptocurrency lain menjadi lebih populer mengalahkan bitcoin. Jika sudah seperti itu bagaimana mungkin harga bitcoin bisa bertahan.

Dari uraian di atas, cukup besar potensi resiko yang dapat diterima jika seseorang memutuskan untuk memiliki bitcoin atau cryptocurrency lainnya sebagai instrumen investasi. Meskipun bukan berarti harga bitcoin tidak mungkin tidak naik, namun tanpa dasar acuan (underlying) yang jelas, harus disadari angan-agan harga bitcoin meningkat lebih tinggi lagi hanya harapan yang hadir dari spekulasi saja.

Apakah Bitcoin Akan Menjadi Mata Uang Masa Depan?

Definisi mata uang yang dipahami sampai dengan saat ini tidak berhenti hanya pada makna sebagai alat tukar, namun mata uang sebagai alat tukar tersebut juga harus mendapat pengakuan dari lembaga atau otoritas yang berwenang.

Selama tidak ada lembaga atau otoritas berwenang resmi suatu negara yang mengakui Bitcoin sebagai mata uang atau alat tukar, maka Bitcoin tidak sah sebagai mata uang. Mungkin saja Bitcoin akan tetap ada, dan banyak yang memiliki serta memperjualbelikan, namun ia hanya bisa menjadi komoditas yang berbentuk digital.

Juga harus disadari bahwa salah satu hal yang sangat penting untuk sebuah mata uang adalah kestabilan nilai, bahwa harga suatu barang akan sama ketika dibeli saat ini dan dikemudian hari. Setidaknya dalam kurun waktu tertentu dan dalam situasi yang masih relatif sama. Sedangkan harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya saat ini terus berfluktuasi dari waktu ke waktu, setiap hari, jam, menit bahkan detik. Kadaan seperti ini sangat tidak memungkinkan untuk diterapkan sebagai mata uang.