Transit-Oriented Development

TOD tidak seharusnya diartikan sebagai penataan kawasan, karena penyediaan angkutan umum massal sebagai strategi utama TOD, tidak akan mungkin berhasil, bila ...

Mengenal Marka Jalan

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 34 Tahun 2014 Tentang Marka Jalan menyebutkan bahwa ...

Yellow Box Junction

Dengan marka kotak kuning ini diharapkan arus kendaraan di persimpangan atau area konflik lainnya tidak terkunci.

Tabungan, Investasi dan Asuransi

Agar tidak salah dalam memilih mari kenali konsep dasar dari masing-masing produk perbankan tersebut.

Tarekat AL - IDRISIYYAH

Al-Idrisiyyah adalah sebuah pergerakan dan bimbingan Islam yang bermanhaj Tarekat dengan Al-Quran dan As-Sunah sebagai sumber ajarannya

11 September 2018

Nilai Tukar Dolar Naik, Kenapa Ribut?

Dolar naik bikin ribut semua orang. Katanya, hidup bakal lebih susah ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar. Lalu, bagaimana pengaruhnya buat kita?

Satu hal yang pasti, harga barang impor pasti melonjak ikut naik. Sebab, dalam dunia perdagangan internasional pelaku bisnis seolah telah menjadikan dolar sebagai standar transaksi jual belinya.

Mungkin anda berfikir, kalau begitu paling hanya sektor industri yang akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar dolar. Buat rakyat kecil apakah akan terasa?

Di zaman sekarang ini, terjadinya produksi, hingga konsumsi suatu produk oleh masyarakat tentu tak lepas dari rantai proses yang memanfaatkan komponen-komponen impor. Disamping pola yang panjang dan rumit tersebut ada gambaran sederhana dimana masyarakat akan langsung merasakan efek dari naiknya nilai dolar.

Komoditas yang bisa berdampak langsung akibat naiknya nilai dolar.
  1. Elektronik, tidak ada membantah sebagian besar barang barang elektronik adalah impor atau menggunakan komponen utama dari luar negeri.
  2. Beras, sebagai makanan pokok, komsumsi beras Indonesia sangat tinggi, sehingga tidak jarang Pemerintah mengambil kebijakan untuk memenuhi kebutuhan besar masyarakat dengan mendatangkan beras impor.
  3. Tahu dan tempe, makanan berprotein tinggi ini memang terkenal sebagai makan khas Indonesia, namun tahukah anda bahwa kacang kedelai untuk bahan bakunya saat ini banyak kita impor dari Amerika.
  4. Gula, pada zaman penjajahan Belanda Indonesia pernah tercatat sebagai produsen gula kedua terbesar di dunia, namun kini kita importir terbesar 3 dunia (Tito Pranoloh, dalam merdeka.com) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
  5. Garam, siapa menyangka Indonesia, negara dengan garis pantai terpanjang kedua dunia ini melakukan impor garam? Tapi itulah kenyataannya.
Barang atau bahan makanan tersebut di atas hanyalah contoh, sesungguhnya masih banyak lagi komoditas yang dikonsumsi masyarakat akan terpengaruh oleh nilai tukar dolar.

Sektor ternak juga berpotensi terpengaruh karena pakan ternak juga masih banyak mengandalkan impor. Artinya, harga daging ayam hingga sapi berpeluang naik mengikuti tren kenaikan dolar.

Coba datang ke pasar atau swalayan, lihat jenis buah-buahan yang dijual, bisakah kita menghindari konsumsi buah impor? Atau lihat pula berbagai kebutuhan rumah tangga, tidak sedikit barang yang dimpor langsung dari negara asalnya.

Pengaruh lainnya adalah utang perusahaan dengan uang dolar jadi meningkat karena nilai tukar dolar naik. Ujungnya adalah perusahaan berpotensi menaikkan harga produknya untuk menutup utang. Yang artinya masyarakat sebagai konsumen harus menerima kenyataan, membeli produk dengan harga lebih mahal.

Jadi, sudah pahamkan? Bagaimana nilai dolar itu bisa berpengaruh terhadap daya beli masyarakat?

03 July 2018

Ketika Tangan dan Kaki Berkata


Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggungjawab tiba

(lihat lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata)
* *

Itulah penggalan bait dari lagu yang berjudul "Ketika Tangan dan Kaki Berkata" dari almarhum Chrisye (Crismansyah Rahadi) (1949-2007). Sungguh sangat dalam maknanya. Dalam pengakuannya Chrisye mengatakan "Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya."

Penyair Taufiq Ismail menulis sebuah artikel tentang (Alm) Crismansyah Rahadi  di majalah sastra HORISON.

Krismansyah Rahadi (1949-2007):
KETIKA MULUT TAK LAGI BERKATA

TAUFIQ ISMAIL

sumber : Wikipedia
Di tahun 1997 saya bertemu Chrisye sehabis sebuah acara, dan dia berkata, "Bang, saya punya sebuah lagu. Saya sudah coba menuliskan kata-katanya, tapi saya tidak puas. Bisakah Abang tolong tuliskan liriknya?"

Karena saya suka lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan kapan mesti selesai. Dia bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain, deadline sebulan itu bolehlah. Kaset lagu itu dikirimkannya, berikut keterangan berapa baris lirik diperlukan, dan untuk setiap larik berapa jumlah ketukannya, yang akan diisi dengan suku kata. Chrisye menginginkan puisi relijius.

Kemudian saya dengarkan lagu itu. Indah sekali. Saya suka betul.

Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu begitu juga. Minggu ketiga inspirasi masih tertutup. Saya mulai gelisah. Di ujung minggu keempat tetap buntu. Saya heran. Padahal lagu itu cantik jelita. Tapi kalau ide memang macet, apa mau dikatakan. Tampaknya saya akan telepon Chrisye keesokan harinya dan saya mau bilang, " Chris, maaf ya, macet. Sori." Saya akan kembalikan pita rekaman itu.

Saya punya kebiasaan rutin baca Surah Yasin. Malam itu, ketika sampai ayat 65 yang berbunyi:
A'udzubillahi minasy syaithonirrojim. "Alyauma nakhtimu 'alaa afwahihim, wa tukallimuna aidhihim, wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanu yaksibuun" saya berhenti. Maknanya," "Pada hari ini Kami akan tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan." Saya tergugah. Makna ayat tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa!

Saya hidupkan lagi pita rekaman dan saya bergegas memindahkan makna itu ke larik-larik lagi tersebut. Pada mulanya saya ragu apakah makna yang sangat berbobot itu akan bisa masuk pas ke dalamnya. Bismillah. Keragu-raguan teratasi dan alhamdulillah penulisan lirik itu selesai. Lagu itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Keesokannya dengan lega saya berkata di telepon," Chris, alhamdulillah selesai". Chrisye sangat gembira. Saya belum beritahu padanya asal-usul inspirasi lirik tersebut. Berikutnya hal tidak biasa terjadilah. Ketika berlatih di kamar menyanyikannya baru dua baris Chrisye menangis, menyanyi lagi, menangis lagi, berkali-kali.

Di dalam memoarnya yang dituliskan Alberthiene Endah, Chrisye - Sebuah Memoar Musikal, 2007 (halaman 308-309), bertutur Chrisye:

Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan misterius yang tersimpan dalam lirik itu. Liriknya benar-benarbenar mencekam dan menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali menyanyikan lagu itu. Baru dua baris, air mata saya membanjir. Saya coba lagi. Menangis lagi. Yanti sampai syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah lagu.

Taufiq memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Lirik itu begitu merasuk dan membuat saya dihadapkan pada kenyataan, betapa tak berdayanya manusia ketika hari akhir tiba. Sepanjang malam saya gelisah. Saya akhirnya menelepon Taufiq dan menceritakan kesulitan saya. "Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat Yasin ayat 65..." kata Taufiq. Ia menyarankan saya untuk tenang saat menyanyikannya. Karena sebagaimana bunyi ayatnya, orang memang sering kali tergetar membaca isinya.

Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi. Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas. Gila! Seumur-umur, sepanjang sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini. Dilumpuhkan oleh lagu sendiri!

Butuh kekuatan untuk bisa menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang sudah senewen menunggu lagu terakhir yang belum direkam itu, langsung mengingatkan saya, bahwa keberangkatan ke Australia sudah tak bisa ditunda lagi. Hari terakhir menjelang ke Australia, saya lalu mengajak Yanti ke studio, menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus untuk mendoakan saya. Dengan susah payah, akhirnya saya bisa menyanyikan lagu itu hingga selesai. Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin. Karena saya sudah menangis dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling autentik, dan tak terulang!

Jangankan menyanyikannya lagi, bila saya mendengarkan lagu itu saja, rasanya ingin berlari!

Lagu itu menjadi salah satu lagu paling penting dalam deretan lagu yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan spiritual di dalamnya benar-benarbenar meluluhkan perasaan. Itulah pengalaman batin saya yang paling dalam selama menyanyi.

Penuturan Chrisye dalam memoarnya itu mengejutkan saya. Penghayatannya terhadap Pengadilan Hari Akhir sedemikian sensitif dan luarbiasanya, dengan saksi tetesan air matanya. Bukan main. Saya tidak menyangka sedemikian mendalam penghayatannya terhadap makna Pengadilan Hari Akhir di hari kiamat kelak.

Mengenai menangis menangis ketika menyanyi, hal yang serupa terjadi dengan Iin Parlina dengan lagu Rindu Rasul. Di dalam konser atau pertunjukan, Iin biasanya cuma kuat menyanyikannya dua baris, dan pada baris ketiga Iin akan menunduk dan membelakangi penonton menahan sedu sedannya. Demikian sensitif dia pada shalawat Rasul dalam lagu tersebut.

* *

Setelah rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata selesai, dalam peluncuran album yang saya hadiri, Chrisye meneruskan titipan honorarium dari produser untuk lagu tersebut. Saya enggan menerimanya. Chrisye terkejut. "Kenapa Bang, kurang?" Saya jelaskan bahwa saya tidak orisinil menuliskan lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata itu. Saya cuma jadi tempat lewat, jadi saluran saja. Jadi saya tak berhak menerimanya. Bukankah itu dari Surah Yasin ayat 65, firman Tuhan? Saya akan bersalah menerima sesuatu yang bukan hak saya.

Kami jadi berdebat. Chrisye mengatakan bahwa dia menghargai pendirian saya, tetapi itu merepotkan administrasi. Akhirnya Chrisye menemukan jalan keluar. "Begini saja Bang, Abang tetap terima fee ini, agar administrasi rapi. Kalau Abang merasa bersalah, atau berdosa, nah, mohonlah ampun kepada Allah. Tuhan Maha Pengampun 'kan?"

Saya pikir jalan yang ditawarkan Chrisye betul juga. Kalau saya berkeras menolak, akan kelihatan kaku, dan bisa ditafsirkan berlebihan. Akhirnya solusi Chrisye saya terima. Chrisye senang, saya pun senang.
* *

Pada subuh hari Jum'at, 30 Maret 2007, pukul 04.08, penyanyi legendaris Chrisye wafat dalam usia 58 tahun, setelah tiga tahun lebih keluar masuk rumah sakit, termasuk berobat di Singapura. Diagnosis yang mengejutkan adalah kanker paru-paru stadium empat. Dia meninggalkan isteri, Yanti, dan empat anak, Risty, Nissa, Pasha dan Masha, 9 album proyek, 4 album sountrack, 20 album solo dan 2 filem. Semoga penyanyi yang lembut hati dan pengunjung masjid setia ini, tangan dan kakinya kelak akan bersaksi tentang amal salehnya serta menuntunnya memasuki Gerbang Hari Akhir yang semoga terbuka lebar baginya. Amin. #
sumber: https://www.ratnautami.com/2010/12/ketika-tangan-dan-kaki-berkata/

10 January 2018

Memahami Makna "Transit-Oriented Development"

"Transit-Oriented Development adalah pembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan angkutan umum sebagai penopang mobilitas dalam tatanan kehidupan masyarakat"
Beberapa tahun terakhir istilah Transit-Oriented Development atau disingkat dengan TOD menjadi populer, khususnya dalam hal pembangunan perkotaan.

Istilah yang diambil dari bahasa asing ini secara bahasa dapat diartikan menjadi Pembangunan Beorientasi Pada Angkutan Umum. Dengan kata lain dapat diartikan TOD adalah pembangunan ~development yang berorientasi ~oriented pada pemanfaatan angkutan umum ~transit (sebagai penopang mobilitas dalam tatanan kehidupan masyarakat).

Elemen yang cukup jelas yang tersirat secara langsung secara bahasa dari istilah TOD adalah penataan sistem transportasi khususnya angkutan umum massal. Adapun sasaran turunan dari persoalan-persoalan selanjutnya antara lain terkait isu penataan ruang, lingkungan, sosial, ekonomi serta peningkatan kualitas kota, serta hal-hal lainnya yang dapat menunjang sistem transportasi.

Namun demikian, perkembangan yang terjadi, seperti terjadi penyimpangan akan makna dari TOD. Popularitas istilah TOD hanya dimanfaatkan sebagai tagline yang disematkan oleh pengusaha properti (pengembang) yang dipromosikan sebagai nilai tambah produk propertinya. Para pengembang tersebut cukup lihai memanfaat istilah yang ke-kini-an dalam menjual properti dengan membuat rencana fungsi campuran (mixed- use) antara perumahan, komersial dan perkantoran dalam suatu kawasan pengembangan yang sangat terbatas dengan bermodalkan lokasi yang terletak berdekatan dengan sarana transportasi publik, diantanya dekat stasium KRL atau stasiun LRT yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

"Menyentil" kemunculan fenomena ini, muncul istilah baru dikalangan pemerhati kota yaitu RSSSS dengan kepanjangan Rumah Susun Sederhana Samping Stasiun, sebagai "plesetan" istilah yang ada sebelumnya yatu RSS (Rumah Susun Sederhana).

Penjelasan TOD dalam situs ITDP Indonesia
Hal ini mungkin tidak terlepas dari penjelasan akan makna TOD itu sendiri yang sepertinya dipahami secara kurang tepat. Diataranya dijelaskan oleh lembaga yang membidangi transportasi, salah satunya oleh ITDP (Istitute for Transpotation and Development Policy) dengan penjelasan sebagai berikut :

A transit-oriented development (TOD) is a mixed-use residential and commercial area designed to maximize access to public transport, and often incorporates features to encourage transit ridership. A TOD neighborhood typically has a center with a transit station or stop (train station, metro station, tram stop, or bus stop), surrounded by relatively high-density development with progressively lower-density development spreading outward from the center.

Jika kita baca makna TOD yang dijelaskan sebagaimana tersebut di atas, maka orientasi pemahaman yang tersirat pertama kali adalah suatu area yang memiliki fungsi campuran (mixed-use) sebagai perumahan maupun komersial. Penjelasan selanjutnya dijabarkan bahwa area dimaksud didisain memaksimalkan akses pemanfaatan fasilitas angkutan umum, dengan sarana dan prasarana yang mendorong peningkatan penggunaan angkutan umum. Dimana pada pusat kawasan TOD secara tipikal terdapat stasiun kereta (atau angkutan publik lainnya) yang dikelilingi dengan lingkungan padat penduduk dan terus menyebar hingga lingkungan dengan kepadatan yang rendah.

Penjelasan di atas cendrung mengartikan TOD sebagai penataan suatu area (dalam ruang terbatas), sedangkan sarana dan prasarana angkutan umum hanya sebagai elemen pelengkap penataan area tersebut. Kemunculan istilah "kawasan TOD" yang sering dimunculkan dalam rencana program pembangunan, mempertegas bahwa pemahan umum terhadap TOD telah terdistorsi sebagai suatu kegiatan penataan yang terbatas pada area atau kawasan tertentu, secara lokal.

Perlu dipahami bahwa TOD merupakan pilihan dalam melaksanakan pembangunan. Ginanjar Kartasas­mita (1994) memberikan pengertian yang sederhana dari "Pembangunan", yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”. Konsep TOD ini berkembang sebagai dampak dari kondisi yang terjadi dimana seringkali pemasalahan transportasi muncul sebagai persoalan pembangunan, sebagaimana tumbuhnya kemacetan lalu-lintas di kota-kota besar dunia, termasuk di Indonesia.

Persoalan kemacetan di kota-kota besar tersebut dinilai menjadi permasalahan pembangunan, dan menumbuhkan persoalan-persoalan turunan diantaranya masalah lingkungan seperti polusi, persoalan sosial diantaranya menurunnya ketertiban, dan persoalan ekonomi akan tingginya biaya hidup masyarakat, hingga isu keberlajutan (sustainability). Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, peningkatan pemanfaatan angkutan umum massal, dipercaya menjadi solusi untuk memecahkan persoalan tersebut.

Stasiun Tanah Abang (Photo: Jejak)
Dengan pejabaran tersebut, maka strategi utama TOD seharusnya adalah peningkatan atau revitalisasi sistem angkutan umum massal. Sedangkan penataan area atau kawasan, baik dengan menyediakan fungsi tertentu ataupun campuran (mixed-use) dilakukan sebagai bagian dari rencana program pembangunan, dengan mempertimbang kinerja angkutan umum massal yang tersedia atau rencana yang akan disediakan, bersamaan dengan peningkatan elemen-elemen kota lainnya.

Jadi, TOD tidak seharusnya diartikan sebagai penataan kawasan (dalam ruang yang sempit/terbatas), karena penyediaan angkutan umum massal sebagai strategi utama TOD, tidak akan mungkin berhasil, bila hanya diimplementasikan secara terbatas pada suatu ruang yang sempit. Program-program pembangunan, termasuk penataan kawasan, harus didisain sedemikian rupa, untuk memastikan sistem angkutan umum massal berjalan optimal sebagai penopang mobilitas dalam tatanan kehidupan masyarakat untuk mewujudkan kemajuan dan keberlanjutan.